Tasyaamelya15Tasya@Tasyaamelya15Tasya. April 2019 1 35 Report. Rumus kimia air, gas hidrogen, dan gas oksigen berturut-turut. cimocimi27 Air = H2O. Gas Hidrogen = H2 (Karena gas di alam selalu berbentuk diatomik) Gas Oksigen = O2 (Alasan yg sama) 7 votes Thanks 10. More Questions From This User See All. Halo Irema, Kakak bantu jawab ya! Jawaban yang tepat adalah c. rendah, tinggi, tinggi. Mari kita bahas! Sistem pernapasan sendiri merupakan kerja tubuh yang membantu manusia menyerap oksigen O2 agar organ-organ dapat bekerja. Selain itu, sistem pernapasan juga berfungsi untuk membuang karbon dioksida CO2 dari dalam darah. Organ-organ sistem pernapasan dibagi secara struktural dan fungsional. Dibagi secara struktural artinya berdasarkan posisi dimana organ-organ tersebut terletak, yaitu - sistem pernapasan atas, yaitu hidung dan faring; - sistem pernapasan bawah yaitu laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada alveolus terjadi difusi O2 ke kapiler paru-paru yang ada didinding alveolus. Di kapiler arteri, oksigen diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin. Hal ini menyebabkan oksigen menjadi jenuh. Hemoglobin kemudian mengangkut O2 ke seluruh jaringan dan sel-sel tubuh. Semakin banyak O2 yang digunakan oleh tubuh, semakin banyak pula karbondioksida CO2 yang terbentuk. CO2 sendiri merupakan limbah bagi tubuh sehingga perlu dikeluarkan. CO2 dibawa dari sel-sel tubuh ke kapiler vena, baru setelahnya diangkut oleh eritrosit menuju paru-paru. Nomor 1 menunjukkan aliran darah dari arteri pulmonalis yang membawa darah dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk diperbarui kadar oksigen nya sehingga rendah kadar oksigen nya. Nomor 2 menunjukkan alveolus tempat terjadinya pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida secara difusi. Nomor 3 menunjukkan aliran darah kaya oksigen menuju vena pulmonalis yang akan membawa darah ke jantung. Dengan demikian jawaban yang tepat adalah c. rendah, tinggi, tinggi. Semoga membantu Salahsatu kegunaan hukum perbandingan tetap (Hukum Proust) adalah untuk menentukan massa (atau persentase) unsur dalam senyawa. Persentase unsur dalam senyawa dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Persentase unsur C dalam ; Persentase unsur H dalam ; Persentase unsur O dalam ; Maka perbandingan C : H : O = 40% : 6,7 % : 53,3 %. Jadi
Pada postingan terakhir saya, sudah dijelaskan bagaimana mendapatkan nilai udara teoritis pada pembakaran di boiler, mulai dari bagaimana mengetahui udara stoikiometrik, AFR actual hingga oxygen total yang dibutuhkan batubara hingga dapat terbakar sempurna. Kali ini, kita akan membahas berapakah oxygen content pada flue gas dari total udara teoritis yang kita dapatkan pada postingan sebelumnya Mengetahui nilai Udara Stoikiometrik, Air Fuel Ratio AFR untuk menentukan udara teoritis pembakaran batubara LinkedIn agar dapat diketahui apakah parameter oxygen content pada flue gas sudah sesuai dengan pola operasi optimum atau justru nilai oxygen content diluar dari range aman pengoperasian content sendirinya adalah merupakan presentase kandungan oksigen dalam flue gas dari total product senyawa hasil pembakaran batubara. Kita bisa lihat kembali ultimate analysis data untuk mengetahui presentase nilai volatile dan carbon yang terkandung dalam batubara sehingga didapat product tiap senyawa hydrocarbon, maka dengan berbekal itu kita dapat mengetahui kadar kandungan oksigen pada flue gas dengan mengacu pada perhitungan udara teoritis pembakaran. Adapun oxygen content mempunyai 2 jenis kondisi yaitu ;Kandungan presentase volume oksigen basah, dimana kandungan H2O secara volumetric menjadi menjadi acuan nilai pengurang presentase O2 content pada flue gasKandungan presentase volume oksigen kering, dimana kandungan H2O secara volumetric pada flue gas diabaikan. Biasanya sensing O2 content yang terinstall merupakan sensor monitoring dry volume keadaan kering yang artinya bahwa kandungan air atau tingkat kelembaban pada flue gas tidak mempengaruhi nilai O2 content secara massiveBeberapa powerplant memiliki parameter pengukuran oksigen content pada 2 titik jalur flue gas, tentunya ini sangat membantu operator membandingkan nilai oxygen content actual pada flue gas apabila salah satu sensing mengindikasikan error atau justru mengindikasikan case lain yang terjadi secara realtime. Presentase normal oxygen content pada flue gas sendiri adalah berkisar 2-6% bergantung pada hasil uji commissioning maupun performance test rutin yang sebab itu operator diwajibkan memonitoring nilai Oxygen content agar tetap pada range aman operasi, karena biasanya presentase excess air dalam pembakaran tidak diketahui didalam system kontrol, sehingga apabila tidak dapat dikendalikan maka akan terjadi ketidaksinambungan pembakaran yang berpotensi mengurangi keandalan dan efisiensi pembangkit. Beberapa permasalahan yang muncul akibat presentase oksigen content yang terlalu rendah dibawah range aman operasi adalah sebagai berikutKenaikan kadar CO pada bottom ash yang disebabkan oleh minimnya udara pembakaran Penurunan nilai CO2 pada flue gas, dimana CO2 merupakan indicator utama karbon terbakar secara sempurnaPenurunan main steam pressure dan main steam temperature akibat pembakaran carbon yang tidak sempurna yang kemudian berdampak pada penurunan temperature furnace pembakaranFrekuensi drain slugging bottom ash meningkat, disebabkan oleh kenaikan pressure windbox yang mengindikasikan batubara tidak terbakar sempurna. Hal ini terjadi karena laju perambatan panas < laju aliran bahan bakar batubara yang kemudian akan meningkatkan losses unburn carbon yang diikuti heat losses pada proses drain bottom ashSedangkan apabila presentase oksigen content terlalu tinggi diluar Batasan operasi maka akan berdampak sebagai berikut Kenaikan nilai CO pada flue gas, yang disebabkan residence time carbon yang singkat Kenaikan FGET Flue Gas Exit TemperaturePressure windbox mengalami kecenderungan penurunan nilai yang disebabkan material halus fine carbon, fine sand yang ikut terangkat dan lolos melewati centrifugal separator cyclone Berikut grafik hubungan antara excess air /fuel terhadap perubahan nilai CO dan CO2 pada flue gasDiliat dari grafik diatas, disimpulkan bahwa efisiensi optimum pembakaran terjadi pada udara berlebih excess air, tentunya presentase ini disesuaikan dengan kandungan batubara dari hasil uji ultimate analysis sehingga dapat ditentukan presentase mengetahui nilai presentase oxygen content atau kandungan oksigen dalam flue gas melalui perhitungan udara teoritis mempunyai beberapa tahapan penyelesaian. Untuk memudahkan, kita dapat memakai nilai perhitungan udara teoritis pada postingan sebelumnya. Berikut nilai yang didapat pada postingan sebelumnya AFR actual = kgair/kgcoal setelah dikoreksi dari nilai awal kgair/kgcoal hahaha… Oxygen in Air atau kandungan oksigen dalam udara = kgO2/kgairSehingga Actual Oxygen supplied adalah Actual Oxygen Supplied AFR actual x Oxygen In Air= kgair/kgcoal x kgO2/kgair= kgO2/kgcoalJadi suplai actual oksigen dalam perhitungan udara teoritis adalah sebesar kgO2/kgcoal. Dengan nilai ini kita dapat menentukan suplai actual nitrogen dalam perhitungan udara teoritis dengan formula sebagai berikut Actual Nitrogen Supplied AFR actual - Actual Oxygen Supplied= kgair/kgcoal - kgO2/kgcoal= kgN2/kgcoalDengan perhitungan diatas kita mengetahui bahwa komposisi udara suplai actual yang dibutuhkan adalah dan $.56kgN2/kgcoalSelanjutnya, kita tentukan komposisi nilai dari product pembakaran dari masing-masing senyawa yang terkandung dalam batubara yaitu CO2,SO2, dan H2O dan tentunya product-product senyawa tersebut disesuaikan dengan data ultimate analysis pada postingan sebelumnya. Berikut formulasi perhitungan untuk mengetahui nilai product requiredProduct required kg/kgcoal= Kandungan senyawa % x totalmol Wt required/ mol senyawa , Contoh product CO2 = %C x 44kg/12kg= x 44kg/12kg= kgCO2/kgcoalPerhitungan diatas, berlaku terhadap seluruh product pembakaran dari senyawa lain lihat postingan sebelumnyaBerikut formulasi untuk mengetahui nilai oksigen pada flue gas adalah Product O2 kgO2/kgcoal = Actual Oxygen Supplied – oxygen required for a kilo coal= kgO2/kgcoal - kgO2/kg coal= kgO2/kgcoalSedangkan formulasi untuk mencari nilai product N2 pada flue gas, dapat menggunakan rumus sebagai berikut = Actual Nitrogen Supplied + %N2 lihat coal ultimate analysis= + kgN2/kgcoalKemudian jika seluruh nilai-nilai diatas telah diketahui, maka kita dapat menghitung nilai presentase volume product yang ada di flue gas baik dengan kondisi kering maupun dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Berikut formula untuk mengetahui nilai %volume dry condition adalah %volume dry condition kgmol/kgcoal/total dry condition x 100Noted formulasi perhitungan % volume wet condition serupa, dengan penyesuaian perbandingan menggunakan “summation with H2OBerikut tabel pembenaran composition of flue gas DARI SEMUA PERHITUNGAN DIATASJadi presentase nilai O2 content atau kandungan oksigen pada flue gas adalah sebesar dengan presentase excess air yang diketahui sebelumnya sebesar 20%. Dimana presentase kandungan oksigen ini merupakan kombinasi dari presentase product senyawa-senyawa lain dalam flue gasDemikianlah tahapan-tahapan penyelesaian untuk mendapatkan nilai kandungan oksigen atau Oxygen content pada flue gas dengan mengacu kepada perhitungan udara teoritis, Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran. Apabila ada koreksi dan pertanyaan bisa disampaikan lewat kolom komentar. Terimakasih
Jumlahbilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatomik adalah sama dengan muatan ionnya. Maka bilangan oksidasi besi, belerang dan oksigen dapat ditentukan sebagai berikut. Besi. Biloks = +3. Belerang. Oksigen. Biloks = -2. Jadi, biloks besi, belerang, dan oksigen berturut-turut adalah +3, +6, -2. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur bergabung dan masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan yang berbeda-beda. Misalnya belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Unsur hidrogen oksigen dapat membentuk senyawa H2O dan menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan mendapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum kelipatan perbandingan yang bunyinya “Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, massa salah satu unsur tersebut tetap sama maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.”Untuk lebih jelasnya, dibawah ini diberikan beberapa contoh soal hukum Dalton dan soal 1Belerang dan oksigen bereaksi membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam senyawa I dan II berturut-turut adalah 50 % dan 40 %. Apakah hukum Dalton berlaku untuk senyawa menjawab soal ini kita buat tabel hasil reaksi antara belerang dengan nitrogen seperti dibawah belerang %Kadar oksigen %S OI50501 1II40601 1,5Dengan perbandingan massa belerang sama 1 1 maka kita peroleh perbandingan massa oksigen senyawa I dan II yaitu sebagai berikutMassa Oksigen IMassa Oksigen II = 11,5 = 23 Ternyata diperoleh perbandingan bilangan bulat dan sederhana yaitu 2 3. Dengan demikian kedua senyawa memenuhi hukum soal 2Fosfor dan oksigen membentuk 2 macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen. Tunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut memenuhi hukum menjawab soal ini hitung terlebih dahulu massa oksigen pada senyawa I dan massa Fosfor pada senyawa II dengan cara sebagai berikutMassa Oksigen senyawa I = 55 – 31 = 24Massa Fosfor senyawa II = 71 – 40 = 31Kita buat hasil reaksi fosfor dan oksigen seperti tabel dibawah FosforMassa OksigenMassa Senyawa yang terbentukI312455II314071Dengan perbandingan massa fosfor yang sama yaitu 31 31 atau 1 1, maka diperoleh perbandingan massa oksigen senyawa I dan I sebagai berikutMassa Oksigen IMassa Oksigen II = 2440 = 45 Ternyata diperoleh perbandingan bilangan bulat dan sederhana yaitu 4 5. Dengan demikian kedua senyawa memenuhi hukum soal 3Nitrogen dan oksigen membentuk berbagai macam senyawa. Tiga diantaranya mengandung nitrogen masing-masing 25,93 %, 30,43 % dan 36,84 %. Tunjukkan bahwa ketiga senyawa tersebut memenuhi hukum buat tabel hasil reaksi nitrogen dan oksigen dibawah %Oksigen %N OI25,9374,0725,93 74,07II30,4369,5730,43 69,57III36,8463,1636,84 63,16Kita samakan massa nitrogen dengan cara dibawah iniSenyawa IMassa N = 25,93Massa O = 74,07Senyawa IIMassa N = 30,43 x 25,93/30,43 = 25,93Massa O = 69,57 x 25,93/30,43 = 59,28Senywa IIIMassa N = 36,84 x 25,93/36,84 = 25,93Massa O = 63,16 x 25,93/36,84 = 44,93Perbandingan N senyawa I, II, dan III adalah 25,93 25,93 25,93 = 1 1 1. Dengam demikian perbandingan O senyawa I II II = 74,07 59,28 44,93 = 5 4 3. Ternyata hasil perbandignannya adalah bilangan bulat dan sederhana. Dengan demikian ketiga senyawa memenuhi hukum soal 4Besi dan belerang mampu membentuk dua jenis senyawa yaitu FeS dan Fe2S3. Dalam FeS terdapat 56 gram serbuk besi dan 32 gram belerang sedangkan dalam Fe2S3 terdapat 112 gram serbuk besi dan 96 gram belerang. Berapakah perbandingan belerang dalam FeS dan besi dan belerang dapat ditulis dalam tabel dibawah 4Fe2S3112967 6Dengan perbandingan massa besi sama yaitu 7 7 maka perbandingan massa belerang = 4 6 = 2 pustakaUtami, Budi. Kimia Untuk SMA / MA kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Arifatun. Kimia Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA / MA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2009. Setiapmolekul urea mengandung 1 atom karbon 1 tom oksigen 2 atom nitrogen dan 4 atom hidrogen maka penulisan rumus kimia urea adalah. Rumus besi ii oksida dan tembaga i oksida berturut turut yaitu a. Co 2 nh 2. 8 contoh soal tata nama senyawa kimia beserta jawabannya. Besi sulfida ialah senyawa dengan rumus kimia fes dan sering kali bersifat Persentasegas oksigen berturut turut pada ( I ) Dan ( II ) adalah - 12326466 Ardhyafasha0412 Sekolah Menengah Pertama terjawab Persentase gas oksigen berturut turut pada ( I ) Dan ( II ) adalah A. 5,60% Dan 0,56% B. 5,60% Dan 20,90% C. 15,90% Dan 0,56% Jika cepat rambat bunyi di udara pada saat itu 343 m/s, jarak kilat dengan D
Konsentrasioksigen pada nomor 1, 2, dan 3 secara berturut-turut adalah . a. rendah, tinggi, rendah b. tinggi, rendah, tinggi c. rendah, tinggi, tinggi d. rendah
Persentasegas oksigen berturut turut pada (I) dan (II) adalah - 23973996 aini1626 aini1626 01.09.2019 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab Persentase gas oksigen berturut turut pada (I) dan (II) adalah a.5,60 persen dan 0,56 persen b.5,69 persen dan 20,90 persen c.15,90 persen dan 0,56 persen d.20,90 persen dan 5,60 persen Padalaju alir biogas 0,015 l/s, persentase gas metana sebesar 59,14 % dan meningkat hingga pada laju 0.025 l/s menjadi 82,4% (gambar 2). Cod removal at two configuration of electrodes decrease with the lowest value as . Senyawasenyawa oksida nitrogen mengandung nitrogen dengan komposisi senyawa I, II, dan III berturut-turut adalah 63,64%; 46,67%; dan 36,84%. b. Jika rumus kimia senyawa I adalah N2 O, bagaimanakah r .
  • mlg2vlrinh.pages.dev/401
  • mlg2vlrinh.pages.dev/394
  • mlg2vlrinh.pages.dev/72
  • mlg2vlrinh.pages.dev/178
  • mlg2vlrinh.pages.dev/20
  • mlg2vlrinh.pages.dev/484
  • mlg2vlrinh.pages.dev/188
  • mlg2vlrinh.pages.dev/462
  • persentase gas oksigen berturut turut pada i dan ii adalah